Rabu, 28 Desember 2011

Menjadi Wanita Sholekhah


http://2.bp.blogspot.com/_aekGAFw52oE/S_zqkS66-aI/AAAAAAAAAAo/Puogslq7ZN4/s1600/muslimah2.jpgSungguh mulia wanita yang sholikhah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan umat.

Peran wanita sholikhah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita sholikhah ada di belakang para lelaki mukmin di dunia ini, maka kita akan melihat kebangkitan dunia Islam untuk mampu memimpin dunia.
Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa.

Banyak wanita bisa menjadi sukses, tetapi tidak semua bisa menjadi sholikhah.  Oleh karena itu, jadikanlah ditahun baru yang akan datang ini sebagai start untuk menata diri kita menjadi wanita sholikhah yang akan mendorong suami dan keluarganya untuk semakin beriman dan bertaqwa kepada Alloh Subhaanahu wa Ta’ala kelak, bukan wanita yang menjadi fitnah terbesar bagi kaum laki-laki semakin menjauh dari Alloh dan menyeret mereka ke jurang neraka jahannam.

Pengertian Wanita Sholihah
Rasulullah Saw. dalam sabdanya, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah". (HR. Muslim).  Wanita sholikhah adalah wanita yang bertaqwa, yaitu yang taat pada Alloh dan RosulNya.  Wanita yang bertaqwa adalah selalu melaksakan segala perintah Alloh dan RasulNya dan menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh Alloh dan Rasul-Nya. Jadi sholikhah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah, baik sebagai seorang anak, seorang istri, anggota masyarakat, dll.

Wanita sholikhah akan selalu berusaha melaksanakan syariat Islam dengan sepenuh kekuatan imannya.  Dia akan mendekatkan diri kepada Alloh (taqorrub ilalloh) dengan memperbanyak ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah, menghiasi dirinya dengan akhlaqul karimah, bergaul dengan sesama manusia dengan muamalah yang sesuai syariat Islam, serta selalu memelihara diri agar tidak berbuat maksiyat (perbuatan yang dilarang Alloh dan Rosul-Nya).

Rosululloh Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam juga berwasiat untuk memilih wanita yang memilki dien (agama) yang baik sebagai ukuran kesholikhahan seorang wanita. Bukan kecantikan, kedudukan, atau hartanya.  Dari Abu Huroiroh Rhodiyalloohu ‘Anhu bahwa Rosululloh Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan karena dien (agama)-nya. Maka pilihlah yang memiliki dien maka engkau akan beruntung.” [HR. Bukhori dan Muslim]

Kriteria Wanita Sholihah
Wanita sholihah menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Ia mampu memelihara rasa malu sehingga segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Wanita sholikhah terlihat dari perbuatannya selalu berusaha sesuai dengan syariat Islam, yaitu sesuai Al Qur’an dan hadits nabi.

Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita sholikhah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya dan menutup auratnya.

……….. maka wanita sholihah ialah yang taat kepada Alloh serta memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Oleh karena Alloh telah memelihara (mereka) …………” [QS. An-Nisa’: 34]

Wanita sholikhah akan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya,

Kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah). Wajahnya bercahaya terbasuh air wudhu. Bibirnya penuh dzikir kepada Allah. Matanya banyak membaca Al-Quran dan tanda=tanda kebesaran alloh di alam ini. Bila berbicara selalu menjaga kata-katanya sehingga penuh makna, agar tidak termasuk perbuatan sia-sia. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi.

Wanita sholikhah bersikap qonaah dengan mensyukuri nikmat Alloh apapun adanya, dan  tidak kufur nikmat.  Jiwanya tenang (muthmainnah) sehingga menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya dan berusaha tidak menyakitkan hati orang-orang disekelilingnya.

Teladannya adalah para istri Rasulullah Saw dan para sahabat wanita.  Seperti Aisyah yang terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anaknya. Siti Khadijah adalah figur istri sholikhah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau rela berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Kesholikhahan Khadijah dikenang terus oleh suaminya, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah meskipun sudah meninggal. 
Dalam pergaulan dengan lawan jenis wanita selalu menjaga sikapnya dengan menutup aurat, tidak berkhalwat, tidak curhat, berusaha agar tidak bercampur baur di setiap tempat, hanya berinteraksi dengan lawan jenis selama ada keperluan saja dan membatasi dalam hal ilmu dan dakwah.

Sebagai seorang istri ingat akan hadits dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu berkata: “Nabi Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam ditanya, ‘Siapakah wanita yang paling baik?’ Beliau menjawab, (Sebaik-baik wanita) adalah yang menyenangkan (suami)-nya jika ia melihatnya, manaati (suami)-nya jika ia memerintahnya, dan tidak menyelisihi (suami)-nya dalam hal yang dibenci suami pada dirinya dan harta suaminya’.” [HR. Ahmad, Al-Hakim, An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubro, dan Ath-Thobroni).

Wanita sholikhah akan selalu mengingat nasehat seorang ibu Umamah binti Harits kepada putrinya dimalam pernikahan sang putri tercinta untuk tunduk berkhidmat kepada suami disertai dengan qona’ah; memperhatikan ucapan suami disertai dengan to’ah (taat); menjaga mata dan hidung suami dari melihat sesuatu yang jelek dari istri dan jangan tercium olehnya kecuali sesuatu yang harum dan wangi; memperhatikan waktu makan dan tidurnya karena rasa lapar dapat menimbulkan emosi dan kurang tidur bisa mengundang amarah; mengaturlah harta suami dengan baik dan pergaulilah keluarganya sebaik mungkin; tidak melakukan maksiat dan menentangnya, tidak membeberkan rahasianya, tidak menampakkan kegembiraan jika suami sedang bersedih dan jangan pula menampakkan kesedihan bila suami sedang gembira.

Wanita sholikhah selalu berusaha meninggalkan larangan-Nya, berusaha menghindari yang makruh dan sungguh-sungguh menjauhi yang haram. Namun bukan berarti ia tak pernah melakukan kesalahan dan luput dari perbuatan dosa, karena tidak ada di muka bumi ini orang yang tak penah berdosa sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi SAW yang artinya : “Setiap anak Adam pernah melakukan perbuatan dosa, dan sebaik-baiknya orang yang yang berbuat dosa adalah orang-orang yang bertaubat”. Sebagai manusia biasa, ia terkadang terjerumus pada perbuatan maksiat, akan tetapi ia akan cepat bertaubat dari kesalahannya dan bersegera menuju ampunan Allah (Qs 3 : 135).

Wanita sholikhah menjauhkan diri dari perbuatan syirik baik kecil apalagi besar.  Tidak minta kepada kuburan atau pohon beringin, tidak memberi sesajen, tidak kedukun, tidak pakai  jimat dan susuk, atau perbuatan syirik lainnya yang dapat menghapus amal shaleh (QS 4 : 116)

Wanita sholikhah adalah wanita yang taat, patuh dan berbakti kepada kedua orang tuanya (Qs Al-Israa’ ayat 23-24, Qs 31 : 13-15)
Wanita sholikhah terlihat selalu aktif dalam kegiatan dakwah dan amar makruf nahi mungkar.

Tips Menjadi Wanita Sholihah
Wanita sholihah bisa terbentuk dari faktor keturunan, pola pendidikan, lingkungan dan keteladanan.  Maka perhatikanlah 4 hal tsb untuk menjadi wanita sholihah.   Tetapi yang terpenting adalah dia selalu sadar bahwa dirinya adalah hamba Alloh, yang akan diawasi dan dipertanggungjawabkan seluruh tingkah lakunya.

Romadhon adalah bulan latihan untuk menjadi orang bertaqwa, maka berbuatlah seakan-akan bulan romadhon sepanjang tahun. Yaitu menahan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Alloh SWT. Berpuasa matanya, mulutnya, tangannya, telinganya, kakinya. Ia akan selalu ingat pada hari akhir nanti dimana mulut dikunci,  yang bicara adalah amalnya selama didunia.

Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. “Seseorang dilihat dari teman-teman di sekelilingnya."

Membersihkan hatinya dari segala penyakit hati, dengan memperbanyak zikir dan beribadah sunnah.

Selalu belajar untuk menambah ilmu yang bermanfaat, terutama ilmu tauhid dan syariat. Sehingga wawasannya dan pengetahuan agamanya bertambah, dan digunakan  untuk menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya. Semoga bermanfaat. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons