Rabu, 28 Desember 2011

Masalah Aurat Wanita

Aurat Wanita

Aurat wanita adalah seluruh anggota tubuhnya kecuali wajah dan dua telapak tangannya. Lehernya adalah aurat, rambutnya juga aurat bagi orang yang bukan mahram, meskipun cuma selembar. Seluruh tubuh kecuali wajah dan dua telapak tangan adalah aurat yang wajib ditutup. Hal ini berlandaskan firman Allah SWT :

Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS An Nuur : 31)

Nabi SAW pernah berkata kepada Asma` binti Abu Bakar :
Wahai Asma` sesungguhnya seorang wanita itu apabila telah baligh (haidl) maka tidak boleh baginya menampakkan tubuhnya kecuali ini dan ini seraya menunjukkan wajah dan telapak tangannya.” (HR. Abu Dawud)


Contoh-contoh pakaian muslimah yang keliru
inikah muslimah sejati???Kemudian yang kedua tentang kepada siapa aurat wanita boleh diperlihatkan.
Hal itu sudah dijelaskan Allah Ta’ala dalam surat An Nur:31
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.”
Jadi sudah jelas aurat wanita itu tetap harus dijaga meskipun dihadapan sesama wanita. Kecuali mereka yang telah disebutkan dalam ayat di atas.
Wallahu a’lam bisshowab

Menjadi Wanita Sholekhah


http://2.bp.blogspot.com/_aekGAFw52oE/S_zqkS66-aI/AAAAAAAAAAo/Puogslq7ZN4/s1600/muslimah2.jpgSungguh mulia wanita yang sholikhah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan umat.

Peran wanita sholikhah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita sholikhah ada di belakang para lelaki mukmin di dunia ini, maka kita akan melihat kebangkitan dunia Islam untuk mampu memimpin dunia.
Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa.

Banyak wanita bisa menjadi sukses, tetapi tidak semua bisa menjadi sholikhah.  Oleh karena itu, jadikanlah ditahun baru yang akan datang ini sebagai start untuk menata diri kita menjadi wanita sholikhah yang akan mendorong suami dan keluarganya untuk semakin beriman dan bertaqwa kepada Alloh Subhaanahu wa Ta’ala kelak, bukan wanita yang menjadi fitnah terbesar bagi kaum laki-laki semakin menjauh dari Alloh dan menyeret mereka ke jurang neraka jahannam.

Pengertian Wanita Sholihah
Rasulullah Saw. dalam sabdanya, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah". (HR. Muslim).  Wanita sholikhah adalah wanita yang bertaqwa, yaitu yang taat pada Alloh dan RosulNya.  Wanita yang bertaqwa adalah selalu melaksakan segala perintah Alloh dan RasulNya dan menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang oleh Alloh dan Rasul-Nya. Jadi sholikhah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah, baik sebagai seorang anak, seorang istri, anggota masyarakat, dll.

Wanita sholikhah akan selalu berusaha melaksanakan syariat Islam dengan sepenuh kekuatan imannya.  Dia akan mendekatkan diri kepada Alloh (taqorrub ilalloh) dengan memperbanyak ibadah baik yang wajib maupun yang sunnah, menghiasi dirinya dengan akhlaqul karimah, bergaul dengan sesama manusia dengan muamalah yang sesuai syariat Islam, serta selalu memelihara diri agar tidak berbuat maksiyat (perbuatan yang dilarang Alloh dan Rosul-Nya).

Rosululloh Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam juga berwasiat untuk memilih wanita yang memilki dien (agama) yang baik sebagai ukuran kesholikhahan seorang wanita. Bukan kecantikan, kedudukan, atau hartanya.  Dari Abu Huroiroh Rhodiyalloohu ‘Anhu bahwa Rosululloh Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan karena dien (agama)-nya. Maka pilihlah yang memiliki dien maka engkau akan beruntung.” [HR. Bukhori dan Muslim]

Kriteria Wanita Sholihah
Wanita sholihah menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Ia mampu memelihara rasa malu sehingga segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Wanita sholikhah terlihat dari perbuatannya selalu berusaha sesuai dengan syariat Islam, yaitu sesuai Al Qur’an dan hadits nabi.

Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita sholikhah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya dan menutup auratnya.

……….. maka wanita sholihah ialah yang taat kepada Alloh serta memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Oleh karena Alloh telah memelihara (mereka) …………” [QS. An-Nisa’: 34]

Wanita sholikhah akan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya,

Kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah). Wajahnya bercahaya terbasuh air wudhu. Bibirnya penuh dzikir kepada Allah. Matanya banyak membaca Al-Quran dan tanda=tanda kebesaran alloh di alam ini. Bila berbicara selalu menjaga kata-katanya sehingga penuh makna, agar tidak termasuk perbuatan sia-sia. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi.

Wanita sholikhah bersikap qonaah dengan mensyukuri nikmat Alloh apapun adanya, dan  tidak kufur nikmat.  Jiwanya tenang (muthmainnah) sehingga menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya dan berusaha tidak menyakitkan hati orang-orang disekelilingnya.

Teladannya adalah para istri Rasulullah Saw dan para sahabat wanita.  Seperti Aisyah yang terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anaknya. Siti Khadijah adalah figur istri sholikhah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau rela berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Kesholikhahan Khadijah dikenang terus oleh suaminya, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah meskipun sudah meninggal. 
Dalam pergaulan dengan lawan jenis wanita selalu menjaga sikapnya dengan menutup aurat, tidak berkhalwat, tidak curhat, berusaha agar tidak bercampur baur di setiap tempat, hanya berinteraksi dengan lawan jenis selama ada keperluan saja dan membatasi dalam hal ilmu dan dakwah.

Sebagai seorang istri ingat akan hadits dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu berkata: “Nabi Sholalloohu ‘Alaihi wa Sallam ditanya, ‘Siapakah wanita yang paling baik?’ Beliau menjawab, (Sebaik-baik wanita) adalah yang menyenangkan (suami)-nya jika ia melihatnya, manaati (suami)-nya jika ia memerintahnya, dan tidak menyelisihi (suami)-nya dalam hal yang dibenci suami pada dirinya dan harta suaminya’.” [HR. Ahmad, Al-Hakim, An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubro, dan Ath-Thobroni).

Wanita sholikhah akan selalu mengingat nasehat seorang ibu Umamah binti Harits kepada putrinya dimalam pernikahan sang putri tercinta untuk tunduk berkhidmat kepada suami disertai dengan qona’ah; memperhatikan ucapan suami disertai dengan to’ah (taat); menjaga mata dan hidung suami dari melihat sesuatu yang jelek dari istri dan jangan tercium olehnya kecuali sesuatu yang harum dan wangi; memperhatikan waktu makan dan tidurnya karena rasa lapar dapat menimbulkan emosi dan kurang tidur bisa mengundang amarah; mengaturlah harta suami dengan baik dan pergaulilah keluarganya sebaik mungkin; tidak melakukan maksiat dan menentangnya, tidak membeberkan rahasianya, tidak menampakkan kegembiraan jika suami sedang bersedih dan jangan pula menampakkan kesedihan bila suami sedang gembira.

Wanita sholikhah selalu berusaha meninggalkan larangan-Nya, berusaha menghindari yang makruh dan sungguh-sungguh menjauhi yang haram. Namun bukan berarti ia tak pernah melakukan kesalahan dan luput dari perbuatan dosa, karena tidak ada di muka bumi ini orang yang tak penah berdosa sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi SAW yang artinya : “Setiap anak Adam pernah melakukan perbuatan dosa, dan sebaik-baiknya orang yang yang berbuat dosa adalah orang-orang yang bertaubat”. Sebagai manusia biasa, ia terkadang terjerumus pada perbuatan maksiat, akan tetapi ia akan cepat bertaubat dari kesalahannya dan bersegera menuju ampunan Allah (Qs 3 : 135).

Wanita sholikhah menjauhkan diri dari perbuatan syirik baik kecil apalagi besar.  Tidak minta kepada kuburan atau pohon beringin, tidak memberi sesajen, tidak kedukun, tidak pakai  jimat dan susuk, atau perbuatan syirik lainnya yang dapat menghapus amal shaleh (QS 4 : 116)

Wanita sholikhah adalah wanita yang taat, patuh dan berbakti kepada kedua orang tuanya (Qs Al-Israa’ ayat 23-24, Qs 31 : 13-15)
Wanita sholikhah terlihat selalu aktif dalam kegiatan dakwah dan amar makruf nahi mungkar.

Tips Menjadi Wanita Sholihah
Wanita sholihah bisa terbentuk dari faktor keturunan, pola pendidikan, lingkungan dan keteladanan.  Maka perhatikanlah 4 hal tsb untuk menjadi wanita sholihah.   Tetapi yang terpenting adalah dia selalu sadar bahwa dirinya adalah hamba Alloh, yang akan diawasi dan dipertanggungjawabkan seluruh tingkah lakunya.

Romadhon adalah bulan latihan untuk menjadi orang bertaqwa, maka berbuatlah seakan-akan bulan romadhon sepanjang tahun. Yaitu menahan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Alloh SWT. Berpuasa matanya, mulutnya, tangannya, telinganya, kakinya. Ia akan selalu ingat pada hari akhir nanti dimana mulut dikunci,  yang bicara adalah amalnya selama didunia.

Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. “Seseorang dilihat dari teman-teman di sekelilingnya."

Membersihkan hatinya dari segala penyakit hati, dengan memperbanyak zikir dan beribadah sunnah.

Selalu belajar untuk menambah ilmu yang bermanfaat, terutama ilmu tauhid dan syariat. Sehingga wawasannya dan pengetahuan agamanya bertambah, dan digunakan  untuk menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapinya. Semoga bermanfaat. 

Selasa, 27 Desember 2011

130 Cara Mendidik Anak Sholeh / Sholekhah

130 Cara Mendidik Anak Sholeh/Sholehah


Hai annaku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (Q.S. Luqman: 17)
Masalah Akidah
  1. Ajarkan pada anak Anda kalimat tauhid dan apa yang dikandungnya berupa peniadaan (naïf) dan penetapan (itsbat). Kalimat  la ilaha (tidak ada ilah), artinya peniadaan sifat uluhiyyah (keberhakan disembah) dari selain Alloh, dan illaloh (selain Alloh) adalah penetapan sifat ulluhiyyah untuk Alloh semata.
  2. beritahukan kepadanya kenapa kita diciptakan :“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melaikan supaya mereka menyembah-Ku.” (Adz-Dzariyat [51]:56) Juga, sekaligus menunjukan kepadanya akan arti universal dalam ibadah.
  3. Jangan sering menakuti-nakutinya dengan neraka, siksa, kemurkaan Alloh dan hukuman-Nya, agar penyebutan Robb   tidak selalu terkait dengan gambaran-gambaran yang mengerikan ini dalam pikirannya.
  4. Buatlah ia lebih banyak mencintai Alloh. Sebab Dialah yang menciptakan, memberi rezeki, memberi makan, minum dan pakaian kepada kita, serta menjadikan kita sebagai kaum muslim.
  5. Peringatkanlah ia dari berbuat kesalahan saat dalam kondisi sendiri, karena Alloh selalu melihatnya dalam setiap kondisi.
  6. Perbanyaklah mengucapkan lafazh-lafazh yang mengandung dzikir kepada Alloh, misalnya ba-caan ‘bismillah’ ketika hendak makan dan minum, atau saat masuk dan keluar rumah, juga ‘alhamdu-lillah’ saat selesai makan, dan ‘subhanalloh’ ketika merasa kagum, dan lafazh-lafazh lainnya.
  7. Tanamkan kecintaan anakmu terhadap kepriba-dian Rosul yang mulia    dengan mangajarkan si-fat-sifat beliau yang baik kepadanya, membacakan kisah-kisah siroh nabawiyah dihadapannya, dan bersholawat kepada beliau tiap kali nama beliau disebut.
  8. Kuatkanlah keyakinan terhadap qodho’ dan qodar dalam pikirannya. Apa yang Alloh kehendaki pasti terjadi, dan apa yang tidak Dia kehendaki pasti tidak akan terjadi.
  9. Ajarkan kepada anak Anda enam rukun iman.
  10. Ajukan berapa pertanyaan berkaitan dengan akidah kepada dirinya; siapa Robbmu? Apa agamamu? Siapa nabimu    ? Kenapa kita diciptakan? Siapakah yang memberi kita rezeki, makan dan minum, serta menyembuhkan kita? Apa saja macam-macam tauhid? Apakah syirik , kekufuran dan kemunafiakn itu? Bagaimana akibat yang akan dialami oleh setiap orang musrik, kafiir dan munafik? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.


Masalah Ibadah
  1. Ajarkan pada anak Anda lima rukun islam.
  2. Latihlah anak Anda mengerjakan sholat. Rosululloh     bersabda :“perintahkanlah anak-anak kalian mengerjakan sholat saat berusia tujuh tahun. Dan pukullah mereka karena meninggakannya saat berusia sepuluh tahun.”
  3. Ajaklah serta anak Anda pergi ke masjid dan ajarlah ia cara berwudhu.
  4. Beritahukan kepadanya etika-etika di masjid, cara menghormati dan menyucikannya.
  5. Latihlah ia menjalankan puasa agar terbiasa saat dewasa.
  6. Motivasilah anak Anda untuk menghafal apa yang mudah dari Al-Quran dan hadits-hadits nabi, serta dzikir-dzikir yang shohih.
  7. Berilah anak Anda hadiah tiap kali menunjukan kemajuan dalam hafalan. Ibrohim dan Adham menuturkan, “Ayahku berkata kepada diriku, ‘Anakku, carilah hadits! Dan tiap kali engkau mendengar satu hadits serta menghafalnya, maka, engkau akan mendapatkan satu dirham. ‘Lantas, aku pun mencari hadits karena hal ini.”
  8. Jaganlah Anda terlalu membebani anak dengan banyak menghafal dan belajar, agar ia tidak mengangap hal itu sebagai hukuman, akiabatnya ia tidak suka menghafal Al-Quran.
  9. Ketahuilah bahwa Anda adalah teladan bagi anak-anak Anda. Sehingga, apabila Anda memandang remeh ibadah atau bermalas-malasan dan merasa berat mengerjakannya, pasti anak-anak Anda akan terpengaruh oleh Anda sendiri dalam hal  itu, dan mereka akan mengangap ibadah sebagai beban, bahkan bisa jadi mereka meninggalkannya.
  10. Latihlah anak Anda bersedekah dan berinfak, adakalanya Anda bersedekah sementara ia melihat Anda, Atau Anda menyerahkan kepadanya seseuatu agar ia menyedahkan nya kepada orang fakir atau peminta-minta. Dan yang lebih utama lagi bila Anda mendorongnya untuk menyedahkan sebagian harta miliknya yang ia simpan.

Masalah Akhlak

  1. Apabila Anda menginginkan anak Anda menjadi orang jujur, maka jaganlah Anda menanamkan rasa takut dalam dirinya.
  2. Jujurlah Anda terlebih dahulu agar anak bisa belajar kejujuran dari diri Anda.
  3. Jelaskan nilai keutamaan sifat jujur dan amanah.
  4. Ujilah sifat amanah Anda tanpa ia menyadarinya.
  5. Latihlah anak Anda untuk bersabar dan tidak tergesa-gesa. Demikian itu dapat Anda lakukan melalui melatihnya berpuasa atau melakukan aktivitas- aktivitas yang membutuhkan kesabaran dan kehatian-hatian.
  6. Berbuatlah adil di antara anak-anak, sebab hal itu merupakan sarana paling efektif untuk mengajari mereka etika keadilan.
  7. Latihlah anak Anda untuk berakhlak lebih mendahulukan kebutuhan orang lain (itsar) melalui sikap-sikap nyata atas kisah-kisah yang mengandung nilai keutamaan mendahulukan kebutuhan orang lain.
  8. Jelaskan kepada anak-anak Anda sebagai dam-pak negatif yang ditimbulkan oleh tindakan menipu, curang, mencuri,dan berbohong.
  9. Apabila dalam beberapa peristiwa anak Anda menunjukan keberanian, maka pujilah dirinya karena hal itu dan berilah hadiah, serta teranng-kan kepadanya bahwa keberanian dilakukan saat engkau  melakukan sesuatu yang benar dan sangat dibutuhkan.
  10. Jaganlah Anda bersikap keras, karena itu berarti Anda telah mendorongnya untuk bersikap takut, suka berbohong dan pengecut.
  11. Buatlah ia menyukai perilaku rendah hati, lemah lembut dan tidak sombong.
  12. Ajarilah ia bahwa manusia meraih keutamaan dengan ketakwaan dan amal sholih, bukan dengan garis keturunan, kemuliaan luhur dan harta.
  13. Ajarkan kepadanya bahwa perbuatan zholim mengakibatkan sesuatu yang teramat buruk, sikap sewenang-sewenang akan menjerumuskan pelakunya dan siakp khianat akan mengatarkan kepada kebinasaan.
  14. Ajarkan kepadanya sisi-sisi perberdaan antara hal-hal yang munkin tidak mereka ketahui, seperti perbedaan antara keberanian dan kecerobohan, rasa malu dan malu karena minder, rendah hati dan rendah diri, serta antara kecerdasan dan kelihaian tipu muslihat.
  15. Biasakanlah kedermawanan melekat pada diri anak-anak Anda dengan cara Anda bersikap dermawan  di lingkungan keluarga dan suka memberikan kebaikan kepada orang lain.
  16. Jangan pernah Anda menyelisihi janji selamanya, khususnya kepada anak-anak Anda. Sebab, demikian itu bisa mengokohkan nilai keutamaan menepati janji dalam diri mereka.

Masalah Perilaku dan  Etika
  1. Ucapkanlah salam kepada anak-anak Anda.
  2. Jaganlah memandang remeh perbuatan mem-buka aurat dihadapan anak Anda.
  3. Berbuatlah baik kepada tetangga-tetangga Anda.
  4. Ajarkan kepada anak Anda tentang hak-hak tetangga dan bahaya menyakitinya.
  5. Berbaktilah terhadap kedua orang tua Anda, sambunglah hubungan dengan kerabat-kerabat Anda, dan bawalah serta anak-anak Anda dalam melakukan hal itu.
  6. Beritahukan kepada anak Anda bahwa orang-orang menyukai anak Anda yang sopan, yang tidak suka menyakiti orang lain.
  7. Tulislah surat untuk anak Anda yang berisi seputar etika,nasihat dan pesan bermakna.
  8. Jelaskan kepada anak Anda bahwa ada beberapa perilaku yang benar-benar tidak bisa diterima dan sebutkan kepad mereka sebab-sebabnya.
  9. Duduklah bersama anak Anda dan untuk setiap kesempatan bacakanlah seputar adab-adab Nabi   kemudian tanyakan kepada mereka tentang faedah apa yang mereka dapatkan? Bisa juga Anda atur anak Anda yang membaca, sementara Anda mendengarkan.
  10. Nasihatilah anak Anda secara diam-diam dan jangan menghukumnya dihadapan orang lain.
  11. Jaganlah banyak mencela selagi Anda mampu.
  12. Mintalah izin pada anak Anda sebelum masuk menemuinya, karena demikian itu merupakan sarana paling efektif untuk mengajarinya etika meminta izin.
  13. Jaganlah anda berasumsi bahwa anak Anda bisa memahami apa yang Anda inginkan di kali pertama. Firman Alloh :“Dan perintahkan lah kepada keluarga mu mendirikan sholat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakanya…”(Thoha [20]:132)
  14. Jangan lupa menyebut nama Alloh dengan suara yang cukup bisa didengar sebelum makan, demikian pula mengucapkan alhamdullilah seusai makan.
  15. Bersikaplah seakan-akan tidak mengetahui beberapa kesalahan anak Anda, dan jangan jadikan hati Anda sebagai tempat penyimpan kesalahan.
  16. Mintalah maaf kepada anak Anda manakala Anda melakukan kesalahan.
  17. Semangatilah anak Anda untuk meraih prestasi istimewa dan katakan kepada dirinya. “Aku tahu bahwa kamu anak istimewa, dan kamu mampu melakukan hal itu.”
  18. Buatlah sesuatu yang spesial untuk anak Anda .
  19. Janganlah Anda mencemooh ucapan atau tindakan anak Anda.
  20. Ajarilah anak Anda akan ungkapan-ungkapan ucapan selamat, penyambutan dan basa-basi.
  21. Janganlah terlalu memanjakan anak Anda.
  22. Janganlah membiasakan anak dengan rangsangan materi untuk memotivasinya mengerjakan suatu perintah, sebab hal itu bisa memperlemah kepribadiannya saat berhadapan dengan materi.
  23. Jadikanlah anak Anda sebagai teman Anda nomer satu.


Masalah Pembinaan Fisik
  1. Berikanlah waktu yang cukup untuk bermain bagi anak Anda.
  2. Sediakan dengan baik permainan- permainan yang bermanfaat untuk anak Anda.
  3. Biarkanlah ia memilih sendiri sebagian permainannya
  4. Ajarilah anak Anda berenang, berlari dan beberapa permainan fisik.
  5. Adakalanya, buatlah anak Anda mengalahkan Anda dalam beberapa permainan.
  6. Sediakan menu makan yang seimbang untuk anak anda.
  7. Perhatikalah susunan menu makanan anak Anda.
  8. Peringkatkan  anak  anda agar tidak  berlebih-lebihan  mengkonsumsi makanan.
  9. Jangan Anda  menginvestigasi  kesalahan anak anda sedang  menyantap makanan.
  10. Buatlah  makanan  yang selalu disukai anak Anda


Masalah Pembinaan Mental
  1. Dengarkanlah dengan baik anak Anda dan perhatikan setiap kata yang diucapkannya.
  2. Buatlah anak Anda menghadapi sendiri masalah-masalahnya, sementara Anda bisa membantunya tanpa ia sadari.
  3. Hormatilah anak Anda dan berterima kasihlah kepadanya apabila ia melakukan suatu pekerjaan.
  4. Jaganlah mengiring anak Anda untuk bersumpah, sebaliknya katakan kepadanya,”Aku mempercayai mu tanpa engkau bersumpah.”
  5. Hindarilah ungkapan-ungkapan terror dan ancaman.
  6. Janganlah Anda membuat anak Anda merasa sebagai seseorang yang buruk dan bodoh, yang tidak bisa cepat mengerti.
  7. Janganlah mengeluh karena banyaknya pertanyaan anak Anda dan usahakan menjawab semua yang ditanyakannya dengan jawaban sederhana dan memuaskan.
  8. Peluklah anak Anda biarkanlah ia merasakan kehangatan cinta dan kasih saying Anda.
  9. Mintalah pendapat anak Anda dalam beberapa hal dan ambilah pendapatnya.
  10. Buatlah anak Anda  merasakan kemerdekaan dalam mengambil keputusan-keputusan.

Masalah Pembinaan  Sosial
  1. Daftarkan anak Anda pada pusat-pusat kegiatan tertentu, forum-forum  tahfizhul Qur’an, perlombaan-perlombaan ilmiah, perkemahan pramuka dan aktivitas-aktivitas lainnya.
  2. Buatlah anak Anda menjamu tamu sendiri, seperti menghidangkan minuman teh, kopi dan buah-buahan.
  3. Sambutlah anak saat masuk menemui Anda, sementara Anda sedang bersama-sama kawan-kawan Anda.
  4. Buatlah anak Anda bergabung dalam kegiatan-kegiatan masjid, seperti program-program santunan anak yatim dan janda.
  5. Latihlah anak Anda beramal, menjual, membeli dan bekerja yang halal.
  6. Buatlah anak Anda berempati terhadap kesedihan orang lain dan berusaha meringankannya.
  7. Janganlah Anda menjadikan anak ikut menanggung  problematika dunia.
  8. Buatlah anak Anda bisa melihat hasil dari aktivitas social anda.
  9. Utuslah anak Anda untuk menyelesaikan sebagian keperluan, dan buatlah ia merasakan kepercayaan Anda terhadap dirinya.
  10. Janganlah Anda mencegah anak untuk memilih teman-temannya sendiri. Namun, Anda bisa membuatnya memilih orang yang Anda kehendaki, tanpa ia merasakan hal itu.


Masalah Pembinaan Kesehatan
  1. Perhatiakanlah kesehatan anak-anak Anda.
  2. Jangan mengabaikan untuk memberi imunisasi tepat pada waktunya.
  3. Jangan berlebihan memberi obat kecuali dengan dosis yang diperbolehkan.
  4. Ruqyahlah anak Anda dengan ruqyah syar’i.
  5. Biasakanlah anak Anda tidur awal dan bangun awal juga.
  6. Buatlah anak Anda mau memperlihatkan kebersihan tubuh, gigi dan bajunya.
  7. Jaganlah Anda menunggu sampai sakit parah.
  8. Jauhkan anak Anda dari para penderita penyakit menular.
  9. Janganlah Anda membuat anak merasakan bahaya sakit yang dideritanya.
  10. Berlindunglah kepada Alloh, sebab Dialah yang ditangan-Nya terletak kesembuhan semua penyakit.


Masalah Pengembangan Wawasan
  1. Berikan teka-teki kepada anak Anda.
  2. Mintalah ia menuliskan beberapa tema ekspresional.
  3. Usahakan untuk selalu membaca yang ditulis anak Anda.
  4. Jangan berhenti pada setiap kesalahan gramatika atau lingual yang dilakukan anak Anda.
  5. Doronglah anak Anda untuk membaca.
  6. Buatlah ia memilih buku dan kisah yang ingin dibacanya.
  7. Dampingi anak Anda saat membaca satu hal tertentu.
  8. Berikan kepada anak Anda permainan-permainan kecerdasan.
  9. Doronglah anak Anda untuk meraih prestasi belajar.
  10. Buatlah anak Anda mampu mengatasi rintangan-rintangan yang menhalangi prestasi belajarnya.
  11. Motivasilah anak Anda untuk menhafal syair dan kata-kata bijak generasi dahulu dan sekarang.
  12. Doronglah ia untuk menhafal peribahasa-peribahasa Arab yang fasih.
  13. Latihlah anak Anda menguasai seni berpidato dan orasi.
  14. Latihlah ia menguasai seni dialog dan menerima pendapat.
  15. Buatlah ia ikut serta dalam forum-forum pengembangan kemampuan diri.
  16. Doronglah anak Anda untuk menguasai dengan baik bahasa asing yang popular.


Masalah Balasan dan Hukuman
  1. Terapkanlah metode balasan dan hukuman
  2. Balaslah (prestasinya) selalu, namun jangan selalu menghukumnya (bila berbuat salah).
  3. Bervariasilah dalam memberikan balasan, dimana balasan tidak mesti berbentuk materi, tapi bisa juga berbentuk rekreasi, izin mengoperasikan komputer, hadiah atau pergi bersama seorang kawan.
  4. Bervariasilah dalam menerapkan metode hukuman dan jangan sampai pukulan menjadi metode yang paling Anda sukai. Masih ada metode lain, misalnya pandangan marah, bentakan, mengisolir selama waktu tertentu dan tidak memberinya sebagian uang saku harian atau melarangnya menikmati rekreasi akhri pekan.
  5. Ketahuilah bahwa hukuman yang sesuai adalah yang bisa mencegah terulangnya kesalahan dan mendorong kepada yang benar.
  6. Ingatlah selalu bahwa Nabi  tidak pernah memukul seorang anak pun.
  7. Janganlah Anda menghukum pada kesalahan pertama.
  8. Janganlah Anda bersikap keras dalam hukuman Anda.
  9. Apabila Anda menghukum anak Anda, maka jelaskan kepadanya sebab hukuman Anda tersebut.
  10. Janganlah Anda membuat anak merasa bahwa Anda senang memberikan hukuman kepada dirinya atau Anda menyimpan suatu kebencian kepadanya.
  11. Janganlah Anda memukul anak dihadapan orang banyak dan jangan memukulnya saat tengah marah.
  12. Jangalah memukul anak Anda pada wajahnya dan jangan mengangkat tangan lebih dari semestinya, agar rasa sakit tidak belipat-lipat.
  13. Jangalah memukul setelah Anda berjanji untuk tidak memukul, agar ia tidak kehilangan kepercaya-an terhadap diri anda.
  14. Buatlah anak Anda merasa bahwa Anda menghukumnya demi kebaikan dirinya dan bahwa rasa cinta Andalah yang menyebabkan Anda melakukan hal itu.maka ia bersiakap keras agar mereka mengindahkan, dan siapa berteguh hati. Hendaklah kadang-kadang bersikap keras kepada orang yang disayangi
  15. Beritahukan kepadanya bahwa hukuman dterapkan tidak untuk menyiksa, tiada lain dilaksanakan untuk memberikan pelajaran.

Kita bersama-sama memohon kepada Alloh agar diberi petunjuk, bimbingan dan kelurusan dari-Nya. Dan semoga Alloh mencurahkan sholawat dan salam kepada Nabi kita Muhamad. (Dikutip dari 130 Thoriqoh fi Tarbiyatil Abna)

Keistiqomahan Seorang Wanita Muslimah

Kiat Mendidik Anak Agar sholeh / sholehah


         Adakah satu saja di dunia ini seseorang yang mau menolak dengan pemberian pahala dari Allah swt? Insya Allah semua manusia yang berakal sehat pasti akan menjawab “Tidak ada”. Setiap manusia di dunia ini tidak ada yang menolak untuk memperoleh pahala dari Allah swt. Dalam sebuah riwayat telah dikatakan bahwa ada tiga macam amal yang tidak akan pernah terputus pahalanya, yaitu shodaqoh jariah, anak yang sholih, dan ilmu yang bermanfaat.
       Merujuk pada kandungan hadits di atas, satu poin yang cocok dengan tema adalah “anak yang sholih”. Coba anda bayangkan sejenak, bagaimanakah jadinya hari-hari anda, hidup anda, masa tua anda, bahkan nasib anda setelah meninggalkan dunia ini jika memiliki seorang anak yang bermoral bejat, durhaka kepada Allah dan orang tua. Na’udzubillah! Tentunya hari-hari dalam kehidupan keluarga anda akan jauh dari keharmonisan. Mungkin setiap hari anda akan berteriak-teriak, marah-marah, makan hati karena melihat tingkah laku anak anda yang suka berjudi, berkelahi, minum-minuman keras,pecandu narkoba, dan segala tingkah laku yang menyimpang dari syariat islam.
    Insya Allah akan lain keadaan yang anda rasakan jika memiliki seorang anak yang sholih/sholikhah. Yang hobi ke masjid untuk sholat berjamaah, rajin mengaji dan membantu orang tua, mengerti akan tugas-tugasnya sebagai seorang pelajar, rajin mendoakan kedua orang tuanya, dan tidak pernah menyakiti hati kedua orang tuanya baik dengan sikap maupun tutur katanya. Kalau sudah begitu…siapa yang tidak mendambakan memiliki anak yang sholih/sholikhah?
       Dalam hal ini ada sebuah peribahasa yang mengatakan “Menuntut ilmu di masa muda bagai mengukir di atas batu, menuntut ilmu di masa tua bagai mengukir di atas air”.
        Bila kita mengharapakan seorang akan yang sholih/sholikhah, hendaknya semua itu dapat kita perjuangkan sejak dini. Beri ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang agama islam kepada anak sejak dini. Karena, pada usia dini seorang anak laksana kertas putih yang belum bernoda setitikpun, sehingga akan mudah bagi kita untuk menulisinya dengan kalimat-kalimat islami dan Robbani di atasnya. Lain halnya jika kita baru mulai memberikan pendidikan di usianya yang sudah mulai dewasa, meskipun tidak menutup kemungkinan untuk berhasil, namun tentunya hal tersebut akan jauh lebih sulit dan hasilnyapun jauh lebih sedikit atau bahkan nihil. Hal ini terjadi karena pada usia yang telah dewasa, kertas putih tadi biasanya seudah penuh dengan titik-titik, garis-garis, bahkan kata dan kalimat yang beraneka bentuk, makna dan warna. Menulis di atas kertas yang sudah penuh dengan noda dan coretan tentunya akan sangat sulit daripada menulis di atas kertas putih yang masih polos. Kita akan dapat menulisi, menggambar, dan memberinya warna dengan mudah, sesuai dengan keinginan kita.
        Untuk itu, langkah terbaik untuk menjadikan seorang anak menjadi sholih/sholikhah hendaknya dilakukan sejak dini. Saat memorinya belum terkontaminasi dengan pengaruh-pengaruh negatif. Anda dapat mulai membiasakan beberapa hal berikut kepada diri dan anak anda sejak dini:

Bangunkan Shubuh Sejak Balita
Bangun pada waktu shubuh adalah sebuah aktivitas yang sangat berat bagi orang-orang yang tidak biasa untuk melakukannya. Untuk itu, membiasakan membangunkan anak pada waktu shubuh sejak balita adalah langkah terbaik untuk menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan.


Berikan Lingkungang Pergaulan dan Pendidikan yang Islami
Lingkungan dan pergaulan adalah salah satu faktor penting dalam pembentukan karakter seorang anak. Maka, dalam hal ini anda dapat memulainya dengan mengirimkan anak anda ke TPA (Taman Pendidikan Al Quran) atau mengikuti kursus-kursus islam di Masjid dan sebagainya.


Jangan Egois!
Orang tua adalah teladan yang pertama bagi anaknya, maka jadilah teladan yang terbaik bagi anak anda. Jangan bersikap egois. Jangan hanya memerintahkan anak anda untuk mengaji atau pergi sholat berjamaah, sedangkan anda tidak melakukannya. Karena hal tersebut akan menimbulkan pembangkangan kepada anak, minimal secara kejiwaan.


Safari Masjid
Bawalah anak anda untuk melakukan safari masjid minimal sepekan sekali. Hal ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta terhadap masjid dan sholat berjamaah dihati anak.


Perkenalkan Batasan Aurat Sejak Dini
Umumnya, cara berpakaian kita saat ini adalah kebiasaan yang sudah kita bawa sejak kecil. Seorang anak dibiasakan menggunakan pakaian yang ketat, dibiasakan berpakaian tanpa jilbab, maka hal tersebut akan terbawa hingga remaja dan dewasa. Kebiasaan ini akan sangat sulit sekali untuk merubahnya. Dengan alasan gerah, panas, nggak nyaman, ribet, nggak gaul, nggak PD, dan dengan seribu alasan lainnya mereka akan menolak penggunaan pakaian yang menutup aurat.
Jika kita memperkenalkan batasan aurat kepada anak kita dan membiasakannya untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat sejak dini, insya Allah keadaannya akan berbalik. Ia akan merasa berdosa, malu, nggak nyaman, bersalah, dan menolak untuk beralih ke pakaian-pakaian yang tidak menurut aurat. Ia akan berpikir seribu kali, bahkan tidak terpikir sekalipun dan sedikitpun untuk melakukannya.

Selalu Membawa Perlengkapan Sholat
Ajarkan kepada anak untuk selalu membawa perlengkapan sholat kemanapun mereka pergi sekiranya akan melewati masuknya waktu sholat.


Meminimalisir Mendengarkan Musik-musik Non Islami 
Minimalisir mendengarkan lagu-lagu non islami seperti lagu-lagu picisan, rock, barat, dan lain-lain. Maksimalkan membaca AL Quran berjamaah, mendengarkan kaset mu’rotal, mendengarkan kaset ceramah atau nasyid islam.


Buatlah Jadwal Nonton TV
Hendaknya, orang tua tidak membiasakan menonton acara TV bersama anak yang tidak mengandung unsur pendidikan kepada anak, misalnya sinetron, film horor, film-film cengeng (romantika), dan lain-lain.


Ajarkan Nilai-nilai Islam Secara Langsung
Ajarkan nilai-nilai islam yang anda kuasai secara langsung kepada anak anda sejak dini. Sampaikan dengan bahasa-bahasa yang menarik, misalnya melalui sebuah cerita.


Bacakan Hadits Rasulullah saw dan Ayat Al Quran
Bacakan hadits Rasulullah saw dan ayat Al Quran, sesuai dengan kadar kemampuan si anak. Hubungkan hadits dan ayat Al Quran ketika kita memberikan nasihat atau teguran mengenai perilakunya sehari-hari.


Jadilah sahabat setia baginya
Perkecil menunjukkan sikap menggurui kepada anak, bersikaplah sebagai seorang sahabat dekatnya. Jadilah tempat curhat yang nyaman, sehingga permasalahan anak tidak akan disampaikan kepada orang yang salah, yang akhirnya akan memberikan solusi yang salah pula.


Ciptakan Nuansa Kehangatan
Nuansa hangat dan harmonis dalam keluarga akan memberikan kenyamanan bagi seluruh anggotanya, termasuk anak. Hal ini akan memperkecil masuknya pengaruh buruk dari luar kepada anak. Ia tidak akan mencari tempat diluar sana yang ia anggap lebih nyaman dari pada di rumahnya sendiri.


Sampaikan dengan Bijak, Sabar, dan Tanpa Bosan
Ingat! Yang sedang anda bentuk adalah makhluk bernyawa, bukan makhluk yang tidak bernyawa. Maka sampaikan semuanya dengan penuh kesabaran, kebijaksanaan, dan jangan pernah merasa bosan untuk mengulangnya. Jangan menggunakan kekerasan, dan hindari emosi yang akan membuat anak sakit hati
Demikian beberapa tips untuk membentuk anak yang taat (sholih/
sholikhah), semoga tips di atas dapat memberikan barokah bagi kita semua. Amin
Maka berilah peringatan. Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberikan peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka“. QS. Al Ghosyiyah : 21 - 22

Senin, 26 Desember 2011

Adab Seorang Istri Terhadap Suami


“Dunia (hidup di dunia ini) adalah kesenangan dan sebaik-baik kesenangan di dunia ini adalah istri yang baik (sholehah).” (Shahih Muslim, Kitab 14, Bab 17, Hadits No. 1467).
Ada beberapa hal yang patut diperhatikan oleh seorang istri yang sholehah di dalam keluarga, termasuk pergaulannya terhadap suami. Beberapa hal tersebut adalah:
  1. Menjadi seorang istri yang baik adalah sedemikian penting sehingga dari titik pandang Islam, seorang istri yang baik dipandang sebagai sesuatu yang paling baik di dunia.
  2. Peranan perempuan dalam rumah tangga sangat penting. Sesungguhnyalah ia merupakan faktor penentu.
  3. Istri harus melakukan yang terbaik untuk menjaga agar suaminya tetap senang kepadanya.
  4. Istri ideal harus memadukan tiga hal : Ia dapat membahagiakan suaminya bila suami melihatnya, dengan cara merawat diri agar selalu tampil cantik menarik di depan suaminya. Ia harus mentaatinya jika ia menyuruhnya; Ia tidak menentang keinginan suaminya baik menyangkut diri sang istri atau harta bendanya dengan melakukan sesuatu yang dicela olehnya.
  5. Menolak tidur bersama suaminya ketika ia mengajaknya tidur adalah merupakan satu kesalahan besar yang harus dihindarkan.
  6. Ketika sang istri berniat untuk berpuasa sunat, ia boleh melakukannya hanya setelah ada izin dari suaminya. Jika ia tidak memperoleh izin suaminya, maka suami berhak untuk membuatnya membatalkan puasa yang sedang dijalaninya. Alasan untuk ini adalah bahwa mungkin ia berkeinginan untuk melakukan hubungan seksual dengannya, yang tentu ia tidak bisa melakukannya jika sang istri berpuasa atas pemberian izin darinya.
  7. Adalah kewajiban seorang istri untuk tidak mengizinkan seseorang, yang tidak diinginkan suaminya, untuk masuk ke dalam rumah tanpa izin darinya.
  8. Istri tidak boleh memberikan sesuatu yang mungkin hak milik suaminya tanpa perkenannya.
  9. Seorang istri tidak patut meminta dari suaminya uang tambahan atau apa yang ia tidak miliki atau tidak mampu memberikannya, dan ia harus menunjukkan rasa terima kasih atas apapun yang ia berikan.
  10. Seorang istri harus mengakui bantuan apapun yang diberikan suaminya di dalam rumah.
  11. Istri yang baik adalah ia yang taat pada perintah suaminya jika ia memintanya melakukan sesuatu.
  12. Pada saat suami pulang ke rumah, istri harus menyambutnya dengan ramah dan menemuinya dengan penampilan yang baik dan cantik.
  13. Istri harus berusaha untuk tidak mengabaikan kebutuhan-kebutuhan suaminya atau melalaikan tuntutan-tuntutannya. Semakin seorang istri memperhatikan suaminya, maka semakin besar pula cintanya kepadanya. Kebanyakan para suami – secara faktual, memandang perhatian sang istri pada mereka sebagai satu ekspresi dari cintanya.
  14. Seorang istri harus berhati-hati untuk tidak menyampaikan pada suaminya, pada saat ia pulang, tentang persoalan-persoalan keluarga, atau mengadu padanya tentang anak-anak, dan lain-lain. Sebaliknya ia harus berupaya menciptakan suasana damai yang justru dibutuhkan suaminya setelah melewati hari-hari yang panjang dan melelahkan.
  15. Seorang istri sebaiknya mendiskusikan masalah-masalah keluarga dengan suaminya pada saat-saat yang tepat.
  16. Bagi seorang istri yang menghormati kerabat dekat suaminya dan memperlakukan mereka dengan ramah adalah – sesungguhnya – merupakan tanda penghargaan dan hormat bagi suaminya.
  17. Seringkali meninggalkan rumah adalah suatu kebiasaan buruk bagi perempuan. Ia juga tidak boleh meninggalkan rumah jika suaminya keberatan ia berbuat demikian.
  18. Istri tidak boleh bercengkrama dengan laki-laki asing tanpa mengindahkan keberatan suaminya.
  19. Istri harus penuh perhatian terhadap suaminya pada saat ia berbicara.
  20. Seorang istri tidak berhak meminjamkan sesuatu dari harta suaminya yang bertentangan dengan keinginannya. Tetapi ia boleh meminjamkan hak miliknya sendiri.
  21. Menuntut perceraian dari suami tanpa alasan yang kuat adalah dilarang.
  22. Jika seorang teman suami bertanya tentang dia, ia boleh menjawabnya tetapi tanpa harus terlibat dalam percakapan panjang lebar.
  23. Terlalu banyak berargumentasi dan berdebat dengan suami, menghitung-hitung kesalahan suami, sebenarnya hanya akan menumbuhkan kebencian dan memperburuk hubungan.
  24. Memelihara rumah dan menjalankan tugas-tugas rumah tangga adalah menjadi tanggung jawab istri. Oleh karena itu ia harus mengerjakan tugas-tugas merawat rumah, perabot rumah tangga dan lain-lain dan juga harus hemat.
  25. Seorang istri tidak boleh memberi sedekah dari harta suaminya tanpa seizinnya.
  26. Berbicara tentang atau menceritakan pada orang lain mengenai masalah-masalah seksual antara suami dan istri adalah merupakan dosa menurut Islam.
  27. Seorang istri tidak perlu merasa takut untuk menyatakan cinta dan kasih sayangnya terhadap suaminya. Hal itu akan menyenangkan hatinya dan membuatnya lebih dekat pada keluarganya; selain itu jika ia tidak menemukan seorang perempuan yang menarik dan mencintainya di rumah, ia mungkin sekali akan terdorong untuk mencari hiburan dimana saja, di luar rumah.
  28. Kepemimpinan dalam keluarga adalah menjadi hak suami. Bagi perempuan yang menuntut persamaan yang penuh dan sempurna dengan suaminya, akan berakibat pada adanya dua pemimpin dalam keluarga dan ini tidak dikenal dalam Islam. Meskipun begitu suami tidak boleh bertindak dengan cara otokratis dan menyalahgunakan posisinya. Ia harus memperlihatkan cinta dan kasih sayangnya dan memperlakukan istrinya sebagai partner hidup.
Ketaatan Istri Terhadap Suami

Dalil-dalil menunjukkan bahwa seorang istri wajib taat kepada suaminya. Diantaranya firman Allah, “Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya, dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Al-Baqarah : 228)
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (An-Nisa : 34)
Diriwayatkan dari Abu Dzar, “Tidaklah seorang wanita menyakiti suaminya di dunia, melainkan pasangan suaminya dari bidadari di surga akan menyatakan jangan kau sakiti dia, semoga Allah memerangimu (kata celaan), karena dia berada disisimu sebagai pendatang sementara yang hampir saja dia memisahkan diri darimu dan datang kepada kami (bidadari surga)” (HR Tarmidzi dan Ibnu Hibban), dihasankan oleh Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani.
Dalam Hadits Bibi Husain, “Aku datang kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam pada sebagian kebutuhan, Rasulullah bertanya apakah engkau mempunyai suami ?, wanita itu menjawab “Iya”. Rasul bertanya, “Bagaimana keadaanmu terhadapnya ?”, “Aku selalu menaatinya dan melayaninya kecuali dalam perkara yang aku tidak mampu melakukannya”, “Maka lihatlah dimana keberadaanmu di sisinya, karena sesungguhnya suamimu adalah surgamu dan nerakamu” (HR An-Nasai, Imam Akhmad). Dinyatakan bersanak jayid oleh Syaikh Al-Albani menukil pernyataan An-Nasai dan Imam Akhmad.
Termasuk hak suami atas sang istri adalah sang istri merawat rumah suaminya, dan tidak keluar dari rumah tanpa seizin suami. Apabila sang suami tidak ada dan terdapat kebutuhan mendesak yang harus segera dilaksanakan, maka sang istri sebelumnya harus menimbang apakah suami akan mengizinkannya atau tidak, apabila kemungkinan sang suami mengizinkannya, maka setelah sang suami kembali, sang istri menyampaikan berita yang menenangkan suami.
Akan tetapi kalau mungkin sang suami tidak mengizinkan, atau sang istri ragu mendapat izin atau tidak maka pada hukum asalnya sang istri tidak boleh keluar. Termasuk pula hak suami atas sang istri adalah sang istri mengerjakan semua perkerjaan rumah sendiri, tidak seharusnya sang istri meminta sang suami untuk mendatangkan pembantu yang bisa membawa akibat buruk bagi suami atau anak-anaknya. Berkata Rasulullah kepada Aisyah bahwa kadar pahalanya sesuai dengan keletihannya (dalam mengurusi pekerjaan rumah).

Minggu, 18 Desember 2011

MASALAH KEHAMILAN

Masa Kehamilan
Masanya sedikitnya wanita hamil adalah enam bulan lebih seuku-ran lamanya bersetubuh dan lamanya melahirkan. Waktu tersebut di hitung dari kemampuannya kumpul suami dengan istrinya sesudahnya akad nikah. Masa kebiasannya wanita hamil adalah sembilan bulan dan masa hamil paling lama adalah empat tahun Qamariyah, sebagaimana yang dialami sendiri oleh Imam Syafi’i di kandungan Fatimah ibunya.

Masalah sedikitnya masa hamil, kebiasannya dan lamanya, yang digunakan setandar bulan yang penuh 30 hari dan bukan bulan penang galan yang kadang hanya berisi 29 hari.
Maka, apabila ada seorang bayi lahir setelah akad nikah belum sampai penuh enam bulan, nasabnya tidak bisa kepada bapak. Dan jika ada seorang anak lahir setelah perpisahan orang tuanya sampai teng-gang lebih dari empat tahun, maka nasab anak tersebut juga tidak bisa kepada bapak. Tetapi apabila pada saat lahirnya anak belum sampai tenggang cukup empat tahun, maka masih tetap dihukumi anaknya ba-pak yang sudah perpisahan dengan ibunya (Fathul Qaribul Mujib pada Hamisy Al-Bajuri: 1/113, Hasyiyah Al-Bujairami Alal Khatib: 1/305 dan Tabyinal Ishlah: 158).

Cara-Cara Melahirkan Anak

Jabang bayi yang baru dilahirkan dari kandungan ibu sayugyanya diusahakan agar dapat mengikuti jejak sunah Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam, dan para ulama terdahulu yang salih-salih yaitu antara lain sebagai berikut:
  1. Hendaklah dibacakan azan pada telinga bayi sebelah kanan dan diiqamati pada telinga sebelah kiri, agar diselamatkan Allah dari gangguan Ummus Sibyan (jin), ank arena mengikuti sunnah Nabi Muhammad Sallallau Alaihi wa Sallam, yang paduka laksanakan azan dan iqamat itu di telinganya Sayidina Hasan bin Ali, ketika baru dilahirkan dari kandungan Sayidatina Fatimah al-Zahra’ Radliyallahu ‘Anhuma, serta sekaligus menanamkan tauhid ke dalam hati dan pendengarannya.
  2. Hendaklah dibacakan doa:

      "Inni U'izduhabika Wadurriyatiha Minassyaethonirrojim"
      Pada telingga kanannya

3. Hendaklah kepada bayi itu dibacakan surat Ikhlas tiga kali pada telinganya sebelah kanan, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam, juga pernar berbuat demikian.

4. Hendaklah “dicetaki” dengan buah kurma. Kalau tidak ada, biasa dengan makanan manis, yang tidak dimasak dengan api.


5. Hendaklah dibacakan surat Al-Qadar atau surat Innaa Anzalnahu pada telinganya yang kanan, karena bayi yang dibacakan surat tersebut, Allah mentakdirkan, anak tersebut tidak akan berbuat zina selama hidupnya (Hasyiyah Al-Jamal Ala Syarhi Al-Minhaj: V/267, Hasyiyah Al-Bajuri: 11/305, Fathul Qarib: 63, Fathul Wahab pada Hamisy Hasyiyah Al-Jamal: V/265).


6. Hendaklah sunah mengaqiqahkan putra lelaki dengan menyembelih kambing dua ekor dan putra wanita dengan menyembelih kambing satu ekor. Ketika menyembelih aqiqah disunahkan pada hari yang ketujuh dari kelahirannya.


7.Hendaklah sunah memberi nama yang bagus kepada anak ketika pada hari ke tujuh pula, karena Nabi Muhammad Sallahu Alaihi wa Sallam, bersabda:

“Bahwa kamu pada hari kiamat akan diundang dengan nama -namamu dan nama-nama bapakmu, maka bagusilah nama-nama-mu.” (Hadits Dari Abi Darda’).

Hendaklah, setelah menyembelih aqiqah, disunahkan memo-tong atau mencukur rambut bayi dan disunahkan pula sede-kah emas atau perak sebobot rambutnya tadi (Syarhu Al-Minhaj serta Hasyiyah Al-Jamal: V/266).
Hendaklah memohon kepada Allah agar pada saatnya lahir bayi nanti dimudahkan Allah dan lahir dengan selamat

MASALAH 'IDDAH

Definisi ‘Iddah
Iddah menurut makna bahasa ialah bilangan. Adapun menurut makna istilah Syara’ ialah: Bilangan waktu menunggu seorang wanita tidak diperkenankan nikah, karena untuk mengetahui bahwa kandungannya bayi bersih tidak ada isinya, selain iddatnya anak wanita kecil dan orang wanita tua yang sudah tidak pernah haid lagi. Atau hanya karena mengikuti perintah bagi iddatnya anak wanita kecil dan orang wanita tua yang sudah tidak pernah haid lagi. Atau karena kesu-litannya seorang wanita terhadap iddatnya orang wanita yang di tinggal mati suaminya.


Hikmahnya Iddah
Adapun salah satu hikmah dari iddat ialah untuk menjaga nasab keturunan agar tidak tercampur. Wanita yang diiddatkan disebut nama Mu’taddat.
Mu’taddat terbagi menjadi dua ialah sebagai berikut:
  1. Seorang wanita yang ditinggal mati suaminya, baik sudah pernah disetubuhi oleh suaminya atau belum (pegat mati: Jawa).
  2. Seorang wanita yang perpisahan (thalaq) ketika masih sama-sama hidup (pegat urip: Jawa) (Tabyin al-Ishlah: 146).
Seorang wanita yang suaminya meninggal dunia itu terdapat dua macam, yaitu sebagai berikut:

  1. Seorang wanita suaminya meninggal dunia dalam keadaan hamil, ma-ka iddatnya adalah lahirnya kandungan.
  2. Seorang wanita yang suaminya meninggal dunia tidak dalam keadaan hamil, maka iddatnya empat bulan lebih sepuluh hari (Tabyin al-Ish-lah: 146-147).



Seorang wanita yang berpisah dengan suaminya karena thalaq atau karena fasakh nikah adalah tiga macam yaitu:
  1. Seorang wanita yang berpisah karena thalaq atau fasakh nikah dalam keadaan hamil, maka iddatnya sampai lahirnya kandungan.
  2. Seorang wanita yang berpisah karena thalaq atau fasakh nikah dalam keadaan tidak hamil dan masih terbiasa haid, maka iddatnya tiga persucian.
  3. Seorang wanita yang pisah karena thalaq atau fasakh nikah dalam keadaan tidak hamil dan belum atau sudah tidak terbiasa haid, kare-na masih kecil atau memang usia sudah tidak haid lagi, maka idatnya tiga bulan (Tabyin al-Ishlah: 148). Dan apabila seorang wanita di thalaq dan tidak dalam keadaan hamil, tetapi masih mempunyai (keluar) darah haid, maka iddatnya, tiga sucian (Tabyin al-Ushlah: 147).


Seorang wanita yang bepisah karena thalaq atau fasakh nikah, tetapi belum pernah disetubuhi suaminya, maka ia tidak ada iddatnya. Oleh karena itu, ketika sudah di thalaq, maka tanpa menunggu iddat, ia diperbolehkan nikah lagi dengan orang lain (Fathul Mu’in pada Hamisy Hasyiyah Inganatut Thalibin: IV/37 dan 38).

Peringatan!
Terhukum haram, seorang lelaki yang melamar seorang wanita yang sedang dalam masa ‘Iddat Raj’iyyat (Iddat yang masih boleh rujuk kembali), baik pada ketika melamar menggunakan bahasa yang jelas (sharih) ataupun dengan bahasa sindiran (kinayat).Terhukum haram pula bagi seorang lelaki yang melamar seorang wanita dalam masa iddat kare-na thalaq bai’in dengan bahasa yang jelas. Adapun melamarnya dengan bahasa sindiran atau meliringi, hukumnya diperbolehkan.

Hukum terperinci tersebut bagi selain orang lelaki yang mempu-nyai iddat, yang masih mungkin diperbolehkan kembali menikah lagi di dalamnya iddat. Orang tersebut dengan mutlak diperbolehkan melamar dengan bahasa atau kata-kata yang jelas ataupun meliringi. Yang dina-makan melamar dengan bahasa jelas ialah, kata-kata yang mempunyai maksud memastikan akan menikah dengan wanita itu. Seperti: Saya ber- maksud akan menikah dirimu. Atau sewaktu-waktu iddatmu selesai aku akan menikahimu. Adapun yang dimaksud melamar dengan bahasa me-liringi, ialah. Kata-kata yang isinya serupa menghendaki nikah, dan juga serupa dengan sebaliknya, yakni tidak menghendaki nikah. Seperti: Anda seorang wanita yang cakap dan ayu mempesona . Atau, banyak lelaki yang mengaharpan kepada anda.

Adapun hukumnya menjawab lamaran tersebut, sama hukumnya dengan melamar. Kalau melamarnya itu terhukum haram, maka men-jawabnya pun haram. Dan kalau melamarnya diperkenankan, menjawab lamaran itu juga diperkenankan.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Macys Printable Coupons